JURNAL DIDACTIQUE Bahasa Indonesia https://ejournal.univ-tridinanti.ac.id/index.php/Didactique <p><strong>JOURNAL INFORMATION</strong></p> <table class="data" width="100%" bgcolor="#f0f0f0"> <tbody> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Journal title</strong></td> <td width="80%"><strong>Journal Didactique Bahasa Indonesia</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Initials</strong></td> <td width="80%"><strong>JDBI</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>ISSN Online</strong></td> <td width="80%"><strong>2721-5296</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>ISSN Print</strong></td> <td width="80%"><strong>2721-5288</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Frequency</strong></td> <td width="80%"><strong>2 issues per year (January, July)</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>DOI</strong></td> <td width="80%"> </td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Publisher</strong></td> <td width="80%"><strong>Universitas Tridinanti</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Subject Areas</strong></td> <td width="80%"><strong>Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="30%"><strong>Citation Analysis</strong></td> <td width="80%"><strong>Google Scholar | Dimension | | Others</strong></td> </tr> </tbody> </table> <p> </p> Universitas Tridinanti en-US JURNAL DIDACTIQUE Bahasa Indonesia 2721-5288 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM HIKAYAT RAJA MISKIN https://ejournal.univ-tridinanti.ac.id/index.php/Didactique/article/view/668 <p><strong>ABSTRAK: </strong>Cerita rakyat sebagai sebuah karya sastra memiliki fungsi sebagai sarana penyampaian nilai-nilai dalam membentuk karakter bangsa. Pendidikan karakter dipercaya dapat membawa siswa mengenal nilai kognitif, afektif, dan mengamalkan nilai tersebut secara nyata. Pendidikan karakter dipandang sebagai upaya mewujudkan generasi bangsa yang matang secara kognitif maupun secara spiritual, selain itu pendidikan karakter juga memiliki dampak positif bagi pendidikan Indonesia. Salah satu upaya pemerintah dalam memfasilitasi pembelajaran yang membentuk karakter ini dilakukan melalui jalan pendidikan yaitu mengenalkan kembali cerita rakyat. <em>Hikayat Raja Miskin </em>merupakan cerita rakyat dari Sumatera Selatan yang banyak mengandung nilai pendidikan karakter. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dalam cerita rakyat Sumatera Selatan <em>Hikayat Raja Miskin</em>. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data penelitian berwujud kutipan-kutipan kalimat yang diperoleh melalui sumber data utama, yaitu cerita rakyat Sumatera Selatan <em>Hikayat Raja Miskin</em>. Data tersebut dikumpulkan melalui teknik simak-catat. Setelah terkumpul, data dianalisis menggunakan teknik interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>Hikayat Raja Miskin </em>mengandung nilai pendidikan karakter yang cukup beragam. Nilai pendidikan karakter yang dimaksud meliputi religius, komunikatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, tanggung jawab, kreatif, peduli sosial, mandiri, kerja keras, peduli lingkungan, dan cinta damai.</p> <p><em><strong>ABSTRACT:</strong>Folklore as a literary work has a function as a means of conveying values ​​in shaping national character. The Hikayat Raja Miskin is a folk tale from South Sumatra which contains a lot of character education value. This research aims to describe the value of character education in the South Sumatran folktale Hikayat Raja Miskin. The research was conducted using descriptive qualitative methods. The research data takes the form of sentence quotations obtained through the main data source, namely the South Sumatran folktale Hikayat Raja Miskin. The data was collected using note-taking techniques. Once collected, the data is analyzed using interactive techniques. The results of the research show that the Hikayat Raja Miskin contains quite a variety of character education values. The character education values ​​referred to include religious, communicative, curious, respect for achievement, responsibility, creative, social care, independence, hard work, care for the environment, and love of peace.</em></p> Yanti Sariasih Copyright (c) 2024 Yanti Sariasih https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-07-31 2024-07-31 5 2 80 91 10.52333/didactique.v5i2.668 PENGARUH MODEL ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KAYUAGUNG https://ejournal.univ-tridinanti.ac.id/index.php/Didactique/article/view/440 <p><strong>ABSTRAK: </strong>Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan pengaruh model <em>round table</em> terhadap kemampuan menulis pantun siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kayuagung. Dengan menulis bisa meluangkan hasil pemikiran kita berupa ide dan gagasan yang kita miliki ke dalam bentuk tulisan. Sehingga, kegiatan menulis memerlukan kerangka yang lebih dalam lagi agar penulis dapat mengungkapkan ide, pemikiran, secara sederhana dan cepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain pra-eksperimental untuk menguji penerapan model <em>round table</em> dalam kegiatan belajar menulis pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kayuagung. Desain penelitian pada penelitian ini adalah <em>single group pre-test and post-test design</em>, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen pada tes pertama diperoleh nilai tertinggi 85, nilai terendah 50, dan nilai rata-rata 61,55. Pada ujian akhir, nilai tertinggi 95, nilai terendah 65, dan nilai rata-rata 80,86. Sedangkan siswa kelas kontrol pada tes pertama memperoleh nilai tertinggi 80, nilai terendah 50, dan nilai rata-rata 60,52. Pada ujian akhir, nilai tertinggi 90, nilai terendah 55, dan nilai rata-rata 70,52. Sehingga diketahui bahwa tingkat ketuntasan pembelajaran telah tercapai secara signifikan › 0,05 dan tingkat keabsahan 56. Artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model <em>round table. </em></p> <p><strong> </strong><strong>ABSTRACT: </strong><em>Folklore as a literary work has a function as a means of conveying values ​​in shaping national character. Character education is believed to be able to bring students to know cognitive and affective values ​​and put these values ​​into practice in a real way. Character education is seen as an effort to create a generation of the nation that is cognitively and spiritually mature. Apart from that, character education also has a positive impact on Indonesian education. One of the government's efforts to facilitate character-forming learning is through education, namely reintroducing folklore. The Hikayat Raja Miskin is a folk tale from South Sumatra which contains a lot of character education value. This research aims to describe the value of character education in the South Sumatran folktale Hikayat Raja Miskin. The research was conducted using descriptive qualitative methods. The research data takes the form of sentence quotations obtained through the main data source, namely the South Sumatran folktale Hikayat Raja Miskin. The data was collected using note-taking techniques. Once collected, the data is analyzed using interactive techniques. The results of the research show that the Hikayat Raja Miskin contains quite a variety of character education values. The character education values ​​referred to include religious, communicative, curious, respect for achievement, responsibility, creative, social care, independence, hard work, care for the environment, and love of peace.</em></p> novisanti novi Tuti Alawiyah Iin Parlina Yeyen Yusniar Alia Ttiska Purnamalia Ernani Copyright (c) 2024 novisanti novi, Tuti Alawiyah, Iin Parlina, Yeyen Yusniar, Alia, Ttiska Purnamalia, Ernani https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-07-31 2024-07-31 5 2 92 99 10.52333/didactique.v5i2.440 KEEFEKTIFAN PjBL BERBASIS TEKA-TEKI SILANG ONLINE DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KABUPATEN MAGELANG https://ejournal.univ-tridinanti.ac.id/index.php/Didactique/article/view/688 <p><strong>ABSTRAK: </strong>Tujuan penelitian ini ialah menguji keefektifan model pembelajaran PjBL berbasis teka-teki silang <em>online</em> dalam keterampilan menulis teks eksplanasi siswa Kabupaten Magelang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen <em>one group prestest-posttest. </em>Populasi penelitian ini, siswa kelas Fase F IPA SMA Muhammadiyah Mungkid. Menggunakan angket dan tes sebagai teknik pengumpulan data. Menggunakan analisis deskriptif kuantitatif sebagai teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji keefektifan model pembelajaran menulis teks eksplanasi menggunakan PjBL berbasis media pembelajaran teka-teki silang <em>online</em> efektif untuk digunakan. Hal tersebut diperkuat dengan adanya perolehan nilai rerata pascates 88,60 lebih besar dari nilai rerata pretes 73,20. Hal tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran menulis teks eksplanasi menggunakan PjBL berbasis media teka-teki silang <em>online</em>. Selain itu, berdasarkan output tersebut nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Jadi nilai Sig. (2-tailed) 0,000 &lt; 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ha diterima memiliki arti ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran menulis teks eksplanasi menggunakan PjBL berbasis media teka-teki silang <em>online</em>. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran tersebut, efektif secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi peserta didik.</p> <p><strong>ABSTRACT: </strong>The aim of this research is to test the effectiveness of the <em>online </em>crossword-based PjBL learning model in the explanatory text writing skills of Magelang Regency students. The method used in this research is a <em>one group pretest-posttest experimental method. </em>The population of this study were students in Phase F Science class at Muhammadiyah Mungkid High School. Using questionnaires and tests as data collection techniques. Using quantitative descriptive analysis as a data analysis technique. The results of the research show that the effectiveness of the learning model for writing explanatory text using PjBL based on <em>online </em>crossword learning media is tested effective to use. This is reinforced by the post-test mean score of 88.60 which is greater than the pre-test mean score of 73.20. This shows an increase in students' ability to write explanatory text after using the learning model for writing explanatory text using PjBL based on <em>online </em>crossword media . Apart from that, based on the output the Sig value. (2-tailed) of 0.000. So the Sig value. (2-tailed) 0.000 &lt; 0.05, then H0 is rejected and Ha is accepted. Ha is accepted which means there is a significant difference before and after using the learning model for writing explanatory text using PjBL based on <em>online </em>crossword media . Thus, it can be concluded that the use of this learning model is significantly effective in increasing students' ability to write explanatory texts.</p> Kusuma Peny Kuncara Hari Wahyono Sri haryati Copyright (c) 2024 Kusuma Peny Kuncara, Hari Wahyono, Sri haryati https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-07-31 2024-07-31 5 2 100 107 10.52333/didactique.v5i2.688 TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG FILM TARUNG SARUNG KARYA ARCHIE HEKAGERY https://ejournal.univ-tridinanti.ac.id/index.php/Didactique/article/view/659 <p><strong>ABSTRAK: </strong>Penelitian ini berfokus pada tindak tutur ilokusi dalam film <em>Tarung Sarung</em> yang disutradarai oleh Archie Hekagery. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, studi ini mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai jenis tindak ilokusi yang ditemukan dalam dialog film tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan pencatatan, kemudian dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa film <em>Tarung Sarun</em><em>g</em> menampilkan 5 jenis tindak tutur ilokusi sesuai dengan klasifikasi Searle: representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Tindak representatif terwujud dalam bentuk pernyataan, pemberitahuan, dan pengakuan. Tindak direktif muncul dalam bentuk perintah, undangan, tantangan, dan nasihat. Tindak ekspresif ditunjukkan melalui ungkapan terima kasih, belasungkawa, permintaan maaf, dan pujian. Tindak komisif terlihat melalui ancaman dan janji. Terakhir, tindak deklaratif digunakan untuk mengubah status atau situasi, seperti keputusan untuk mengakhiri hubungan. Studi ini menyimpulkan bahwa film <em>Tarung Sarung</em> tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan tetapi juga sebagai alat komunikasi yang efektif untuk menyampaikan berbagai tindak ilokusi. Selain itu, film ini menyampaikan pesan moral yang kuat, menggabungkan unsur budaya dan agama, serta menekankan pentingnya kearifan lokal dan nilai-nilai budaya Makassar. Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam memahami penggunaan tindak ilokusi dalam media film dan konteks komunikasi sehari-hari.</p> <p><strong>ABSTRACT:</strong> This research focuses on illocutionary acts in the film <em>Tarung Sarung</em>, directed by Archie Hekagery. Using a qualitative approach and descriptive method, the study identifies and explains various types of illocutionary acts found in the film's dialogue. Data collection was carried out through observation and note-taking techniques, then analyzed through data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results reveal that the film <em>Tarung Sarung</em> features five types of illocutionary acts according to Searle's classification: representative, directive, expressive, commissive, and declarative. Representative acts are manifested in the form of statements, notifications, and acknowledgments. Directive acts appear in the form of commands, invitations, challenges, and advice. Expressive acts are shown through expressions of gratitude, condolences, apologies, and praise. Commissive acts are evident through threats and promises. Lastly, declarative acts are used to change status or situations, such as decisions to end a relationship. This study concludes that the film "Tarung Sarung" serves not only as a medium of entertainment but also as an effective communication tool for conveying various illocutionary acts. Additionally, the film delivers a strong moral message, combining cultural and religious elements, and emphasizes the importance of local wisdom and Makassar cultural values. This research provides a significant contribution to understanding the use of illocutionary acts in film media and everyday communication contexts.</p> <p><strong>ABSTRACT: </strong>The aim of this research is to test the effectiveness of the <em>online </em>crossword-based PjBL learning model in the explanatory text writing skills of Magelang Regency students. The method used in this research is a <em>one group pretest-posttest experimental method. </em>The population of this study were students in Phase F Science class at Muhammadiyah Mungkid High School. Using questionnaires and tests as data collection techniques. Using quantitative descriptive analysis as a data analysis technique. The results of the research show that the effectiveness of the learning model for writing explanatory text using PjBL based on <em>online </em>crossword learning media is tested effective to use. This is reinforced by the post-test mean score of 88.60 which is greater than the pre-test mean score of 73.20. This shows an increase in students' ability to write explanatory text after using the learning model for writing explanatory text using PjBL based on <em>online </em>crossword media . Apart from that, based on the output the Sig value. (2-tailed) of 0.000. So the Sig value. (2-tailed) 0.000 &lt; 0.05, then H0 is rejected and Ha is accepted. Ha is accepted which means there is a significant difference before and after using the learning model for writing explanatory text using PjBL based on <em>online </em>crossword media . Thus, it can be concluded that the use of this learning model is significantly effective in increasing students' ability to write explanatory texts.</p> Nur Irmayanti Umar - Arief fiddienika Copyright (c) 2024 Nur Irmayanti Umar -; Arief fiddienika https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-07-31 2024-07-31 5 2 108 118 10.52333/didactique.v5i2.659 REPRESENTATIF PEREMPUAN JAWA MELALUI SIKAP TOKOH DALAM NOVEL RUMANTI KARYA ACHMAD MUNIF https://ejournal.univ-tridinanti.ac.id/index.php/Didactique/article/view/696 <p><strong>ABSTRAK: </strong>Penelitian ini menganalisis budaya dengan sumber analisis karya sastra novel berjudul Rumanti karya Achmad Munif. Tokoh utama Rumanti menjadi sentral cerita dalam novel. Peran serta kebiasaan Rumanti mempresentasikan budaya seorang wanita dalam adat jawa yang memposisikan sebagai istri. Penelitian ini dirumuskan untuk menjawab bagaimana bentuk budaya wanita Jawa tokoh Rumanti dalam novel Rumanti karya Achmad Munif. Tujuan penelitian menjelaskan dan mendeskripsikan konsep perempuan Jawa yang dilekatkan pada tokoh utama yakni Rumanti. Penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Data yang bersumber dari novel Rumanti karya Achmad Munif. Teknik analisisnya dengan mengklasifikasikan sesuai teori budaya dengan menganalisis dialog, narasi, pemikiran, tingkah laku, dan tindakan tokoh utama Rumanti. Subjek pengkajiannya tokoh utama dalam novel Rumanti. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penulisan ini, maka dapat disimpulkan bahwa dalam novel Rumanti karya Achmad Munif tokoh utama perempuan merepresentasikan perempuan Jawa pada aspek lakunya. Sosok tokoh utama digambarkan penurut, cekatan dalam melayani suami dalam konteks menjunjung tinggi nilai keluarga. Selain itu juga mementingkan harmoni dan tidak suka berkonflik. Hierarki yang didasarkan pada tingkatan status memengaruhi keputusan dalam kehidupan. Dalam spesifiknya dapat diuraikan pula bagaimana peran ekonomi dan kasta keluarga sangat memegaruhi situasi dan pandangan seseorang. Persepsi atau anggapan tersebut selaras dengan konsep bahwa masyarakat Jawa menganut perspektif kedudukan</p> <p><strong>ABSTRACT:</strong>The purpose of this writing is to reveal how the concept of Javanese women is attached to the main character, Rumanti. The type of writing used is descriptive qualitative. The data in the form of quotations in short stories are analyzed with relevant theoretical links. Based on the results of the analysis that has been carried out in this writing, it can be concluded that in the novel Rumanti by Achmad Munif, the main female character represents Javanese women in their behavioral aspects. The main character is described as obedient, dexterous in serving her husband in the context of upholding family values. In addition, they also prioritize harmony and do not like conflict. hierarchy based on status levels affects decisions in life. Specifically, it can also be described how the economic role and caste of the family greatly influence a person's situation and views. These perceptions or assumptions are in line with the concept that Javanese society adheres to a position perspective.</p> Amar Ma’ruf Afifah Qodri Rinjani Astuty Copyright (c) 2024 Nur Irmayanti Umar, Arief Fiddienika https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-07-31 2024-07-31 5 2 119 130 10.52333/didactique.v5i2.696 ANALISIS JENIS DAN MAKNA SISINDIRAN MASYARAKAT DESA TELUK KECAMATAN LABUAN SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA https://ejournal.univ-tridinanti.ac.id/index.php/Didactique/article/view/685 <p><strong>ABSTRAK :</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sastra lisan <em>sisindiran</em> yang terdapat di Desa Teluk Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Banten, dan pemanfaatannya sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini berupa <em>sisindiran</em> yang terdapat di Desa Teluk Kecamatan Labuan Pandeglang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode <em>content analysis</em> (analisis isi) dengan langkah penelitian kualitatif menggunakan model Milles dan Hubberman. Hasil temuan penelitian di dapatkan sebanyak 31 <em>sisindiran</em> dengan rincian 10 <em>rarakitan</em>, 18 <em>paparikan</em> dan 3 <em>wawangsalan</em>. Selanjutnya makna yang terdapat pada sisindiran di Desa Teluk Kecamatan Labuan Pandeglang cukup beragam. Antara lain <em>sisindiran</em> bermakna <em>silih asih</em> (kasih sayang), <em>seseberd</em> (lelucon atau menyindir), dan <em>piwuruk</em> (nasihat). Hasil analisis <em>sisindiran</em> yang terdapat di Desa Teluk Kecamatan Labuan Pandeglang ini direkomedasikan untuk dipertimbangkan sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra guna meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan analisis karya sastra. Selain itu, sebagai langkah strategis upaya mengenalkan dan melestarikan sastra daerah kepada siswa sebagai generasi penerus bangsa.</p> <p><strong>ABSTRACT:</strong> This research aims to find out and describe satirical oral literature found in Teluk Village, Labuan Pandeglang District, and its use as learning material for literary appreciation. This study used descriptive qualitative method. The data source in this research is satire found in Teluk Village, Labuan Pandeglang District. Data collection techniques use survey techniques, interview techniques and documentation techniques. The data analysis technique uses the content analysis method with qualitative research steps using the Milles and Hubberman model. The results of the research findings were 31 satires with details of 10 rarakitans, 18 paparikan and 3 wawangsalans. Furthermore, the meaning contained in sisindiran in Teluk Village, Labuan Pandeglang District is quite diverse. Among other things, sisindiran means silih asih (affection), seseberd (joke or sarcasm), and piwuruk (advice). The results of the analysis of satire found in Teluk Village, Labuan Pandeglang District, are recommended for consideration as learning material for literary appreciation in order to improve students' abilities in analyzing literary works, as well as as a strategic step in efforts to introduce and preserve regional literature to students as the nation's next generation.</p> Sopyan Sauri Purlilaiceu Sadam Husen Copyright (c) 2024 Sopyan Sauri, Purlilaiceu, Sadam Husen https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-07-31 2024-07-31 5 2 131 141 10.52333/didactique.v5i2.685 IMPLIKATUR PADA ACARA TV MAIN HAKIM SENDIRI EPISODE HABIB JA’FAR DAN YONO BAKRIE https://ejournal.univ-tridinanti.ac.id/index.php/Didactique/article/view/673 <p><span style="font-weight: 400;"><strong>ABSTRAK: </strong>Main hakim sendiri episode Habib Ja'far dan Yono Bakrie pada acara televisi mengandung Implikatur. Kajian pragmatik mengenai implikatur dalam acara TV Main Hakim Sendiri episode Habib Ja'far dan Yono Bakrie di dalam penelitian ini menggunakan teori Grice dengan prinsip kerja sama (cooperative principle), yakni: (1) maksim kuantitas, (2) maksim kualitas, (3) maksim relevansi, (4) maksim cara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian simak kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan teknik simak, rekam, dan catat. Hasil analisis terdapat 6 tuturan prinsip kerjasama. Pelanggaran terhadap maksim kuantitas sebanyak 1 data, maksim kualitas 1 data dan pelanggaran 1 data, maksim relevansi sebanyak 2 data, dan 1 data pelanggaran maksim cara.</span></p> <p><strong>ABSTRACT: </strong>The TV show Main Hakim Sendiri episode Habib Ja'far and Yono Bakrie on the television show contains Implicature. Implicature is one of the pragmatic studies that focuses on meaning based on context. The pragmatic study of implicature in the TV show Main Hakim Sendiri episode Habib Ja'far and Yono Bakrie in this study uses Grice's theory with the cooperative principle, namely: (1) maxim of quantity, (2) maxim of quality, (3) maxim of relevance, and (4) maxim of manner. The method used in this study is the qualitative observation research method. The technique used for data collection in this study is the observation, recording, and note-taking technique. The results of the analysis in this study contained six cooperative principle utterances. In this study, there were one data violation in the maxim of quantity, one data in the maxim of quality, and one data in the maxim of manner. There were no violations of the maxim of relevance. There was one data maxim of quality and two data maxim of relevance. There were no maxims of quantity and maxims of manner. This research aims to understand more deeply the use of implicatures in conversation so that readers can be more fluent in communicating by understanding the meaning of the words spoken by the speaker and avoiding misunderstandings. This Pragmatic Study on implicatures in the TV show Main Hakim Sendiri episode Habib Ja'far and Yono Bakrie is expected to increase knowledge and can be put into daily conversation.</p> Mayza Fariza Nzulafri Suci Nur Aisyah Khoirun Nisa Lubis Asrul Siregar Siti Ayu Nurhidayati Copyright (c) 2024 Mayza Fariza Nzulafri, Suci Nur Aisyah, Khoirun Nisa Lubis, Asrul Siregar, Siti Ayu Nurhidayati https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-07-31 2024-07-31 5 2 142 149 10.52333/didactique.v5i2.673 Representasi Film Ngeri-ngeri Sedap: Analisis Kesalahan Berbahasa (Kata Tidak Baku, Fonologi, Morfologi) https://ejournal.univ-tridinanti.ac.id/index.php/Didactique/article/view/666 <p><strong>ABSTRAK: </strong>Penelitian ini memberikan gambaran kesalahan berbahasa dalam film Ngeri-Ngeri Sedap, sebuah karya sinematik Indonesia yang menampilkan dialek dan budaya Batak Toba. Film sebagai media komunikasi massa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan bahasa dalam masyarakat. Fokus analisis terletak pada tiga aspek utama kesalahan berbahasa: penggunaan kata tidak baku, fonologi, dan morfologi yang muncul akibat dari interferensi bahasa daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang timbul dalam dialog film Ngeri-Ngeri Sedap. Metode kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini agar menemukan data melalui analisis yang dilakukan terhadap film secara menyeluruh. Penemuan data melalui transkip dialog film yang kemudian dianalisis menggunakan teori kesalahan berbahasa. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa sarat bahwa film ini sarat dengan penggunaan kata tidak baku yang mencerminkan dialek lokal, kesalahan fonologi yang ditemukan dalam pelafalan yang tidak sesuai dengan PUEB, dan morfologi yang terjadi dalam pembentukan kata yang tidak tepat yang umum terjadi di kalangan masyarakat Batak Toba. Temuan ini tidak hanya memberikan wawasan tentang karakteristik linguistik dalam film tersebut, namun juga mengamati bagaimana kesalahan berbahasa menjadi alat representasi identitas budaya dalam karya sistematik, mengingat potensinya sebagai model penggunaan bahasa bagi penonton. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang mendalam terkait peran bahasa dalam susunan narasi film serta budaya lokal.</p> <p><strong>ABSTRACT:</strong> This study provides an overview of language errors in the film Ngeri-Ngeri Sedap, an Indonesian cinematic work that showcases the dialect and culture of Batak Toba. Film, as a mass communication medium, significantly influences language use in society. The analysis focuses on three main aspects of language errors: the use of non-standard words, phonology, and morphology that arise due to regional language interference. The purpose of this research is to identify and analyze the forms of language errors that occur in the dialogues of the film Ngeri-Ngeri Sedap. A qualitative method is employed in this study to discover data through comprehensive analysis of the film. Data collection is conducted through transcription of film dialogues, which are then analyzed using language error theory. The results of this study reveal that the film is replete with non-standard words reflecting local dialects, phonological errors found in pronunciations that do not conform to Standard Indonesian, and morphological errors in word formation common among the Batak Toba community. These findings not only provide insights into the linguistic characteristics of the film but also observe how language errors become a tool for representing cultural identity in cinematic works, considering their potential as a language model for viewers. This research contributes to a deeper understanding of the role of language in film narrative composition and local culture.</p> <p> </p> Sri Hartati Sinaga Sri Bethesda Ulfa Siagian Masdiwati Sinaga Safinatul Hasanah Harahap Copyright (c) 2024 Sri Hartati Sinaga Sri, Bethesda Ulfa Siagian, Masdiwati Sinaga, Safinatul Hasanah Harahap https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-07-31 2024-07-31 5 2 150 157 10.52333/didactique.v5i2.666