REPRESENTASI PROBLEMATIKA SOSIAL MELALUI BUKU "MERASA PINTAR BODOH SAJA TIDAK PUNYA" KARYA RUSDI MATHARI
REPRESENTASI PROBLEMATIKA SOSIAL MELALUI BUKU "MERASA PINTAR BODOH SAJA TIDAK PUNYA" KARYA RUSDI MATHARI
DOI:
https://doi.org/10.52333/didactique.v6i2.1628Keywords:
Representasi, Problematika Sosial, Novel, Semiotika, Charles Sanders PeirceAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji representasi problematika sosial yang terdapat dalam karya Novel Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya karya Rusdi Mathari dengan menerapkan pendekatan semiotik dari Charles Sanders Peirce. Pemilihan karya ini didasarkan pada karakteristiknya yang memuat beragam kritik sosial dengan gaya bahasa yang satir dan lugas, serta memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi di kalangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif serta menerapkan teknik analisis semiotik Peirce dalam mengidentifikasi unsur tanda yang mencakup representamen (tanda itu sendiri), objek (hal yang dirujuk oleh tanda), dan interpretan (makna yang dihasilkan dari hubungan antara tanda dan objek) dari kutipan-kutipan dalam teks yang mengandung kritik sosial. Melalui proses analisis terhadap 39 kutipan yang dijadikan sebagai data utama, ditemukan lima bentuk problematika sosial yang direpresentasikan dalam novel tersebut, yakni: kemiskinan, diskriminasi, prasangka, kemunafikan, dan kesombongan. Dari keseluruhan data, problematika kesombongan menjadi bentuk yang paling dominan dengan jumlah 18 kutipan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel ini tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan semata, melainkan juga memiliki peran sebagai sarana reflektif yang menyuarakan kritik terhadap ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. Pendekatan semiotik yang dikembangkan oleh Peirce terbukti mampu membedah serta mengungkap makna-makna tersirat yang tersembunyi di balik simbol-simbol sosial dalam karya sastra. Dengan demikian, penggunaan bahasa dalam teks fiksi dapat dimaknai sebagai alat yang efektif dalam menyampaikan kritik sosial. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan kajian sastra Indonesia kontemporer, terutama dalam ranah analisis kritik sosial berbasis pendekatan semiotik.
References
Fathurohman, I. (2015). Aspek Citraan Dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di Smk Tamansiswa Banjarnegara. Refleksi Edukatika, 4(1), 33–44.
Febrilian, R. N. A., Fathurohman, I., & Ahsin, M. N. (2022a). Representasi Kritik Sosial Pada Novel Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Hendri, S. widia. (2019). Analisis Semiotika dalam Novel Luka Tanah Karya Hary B Kori’un. 98.
Islamiati, K. D., Juidah, I., & Bahri, S. (2023). Semiotika Charles Sanders Pierce Dalam Novel Merpati Biru Karya Achmad Munif. Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia, 8(2), 463–474. https://doi.org/10.31943/bi.v8i2.441
Rahmawati, R., & Jannah, S. R. (2022). Simbol Religius dalam novel Hati Suhita (Studi Semiotika Perspektif Charles Sanders Pierce). Icon: Islamic Communication and Contemporary Media Studies, 1(1), 71–92. https://doi.org/10.35719/icon.v1i1.6
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Mathari. Edukasiana: Jurnal Inovasi Pendidikan, 1(4), 183–191.
Febrilian, R. N. A., Fathurohman, I., & Ahsin, M. N. (2022b). Representasi Kritik Sosial Pada Novel Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Mathari. Edukasiana: Jurnal Inovasi Pendidikan, 1(4), 183–191.
Finanti, A., Mulyati, S., & Nirmala, A. A. (2021). Nilai-Nilai Religius Dalam Novel Merasa Pintar Bodoh Saja tak Punya Karya Rusdi Mathari. Jurnal Ilmiah KORPUS, 5(2), 206–216. https://doi.org/10.33369/jik.v5i2.16828
Hidayatullah, A., Su’ad, S., & Kanzunnudin, M. (2020). Analisis Struktur, Fungsi, dan Nilai Pada Folklor Nawangsih Untuk Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Kredo: Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra, 4(1), 148–167.
Malik, A. (2021). Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimpulkan Hasil Pengamatan atau Wawancara. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(4), 1488–1493.
Mathari, R. (2016). Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya. Buku Mojok.
Press, A. (n.d.). “Bukan hanya makhluk manusia saja, melainkan juga banyak jenis makhluk lain yang hidup bersama individu–individu sejenisnya dalam sebuah kelompok.”(Koentjaraningrat, 2009: hal. 108) 2.
Rokhman, S. (2020). REPRESENTASI MAKNA PERILAKU MUNAFIK DALAM FILM; ANALISIS SEMIOTIKA FILM MUNAFIK 2. Jurnal Da’wah: Risalah Merintis, Da’wah Melanjutkan, 2(01), 49–67. https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v2i01.44
Suminar, R. (2019). Interaksi Sosial Antara Mantan Narapidana Perempuan Dengan Masyarakat Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda. EJournal Sosiatri-Sosiologi, 64–75.
Viranti, S. Y., & Nurjamilah, S. (n.d.). ANALISIS UNSUR INTRINSIK PADA NOVEL “DANUR” KARYA RISA SARASWATI. Anak Usia Dini, 1(4), 92–97. https://doi.org/10.61132/inpaud.v1i4.123
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 bang bagus, Moh. Fauzi, Ahmad Yasid

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.





